If One Day

379 w | Hurt | Comfort | Romance | Shoujo-ai |

“Kalau kamu memang tidak yakin, seharusnya dari awal kamu tidak usah datang.” Kata Rei datar dan tenang. Terlalu tenang malah. Ini membuat Maya was-was. Rei tidak pernah setenang ini. Dia selalu ekspresif dan meledak-ledak. Setidaknya seperti itulah sosok Rei yang dikenalnya sejak awal mereka menjadi teman sekamar di asrama sekolah menengah atas empat tahun lalu.
“Bukan seperti itu maksudku. Rei.” Sahut Maya dengan suara bergetar. “Aku…aku hanya tidak ingin membuatmu terluka karena sikapku. Aku masih belum yakin apakah ini benar-benar jalan yang ingin aku tempuh.” Lanjutnya mencoba menjelaskan. Air mata gadis cantik itu nyaris luruh, tapi ditahannya.
Rei sadar sepenuhnya saat mereka memulai hubungan ini bahwa cepat atau lambat Maya akan menyerah. Dia tahu betul Maya tidak secuek dirinya. Akan sulit bagi Maya untuk tinggal di sisinya sementara gadis itu masih memikirkan “Apa kata orang.”.
“Aku tidak akan memaksamu, May. Ini kehidupanmu, kamu yang harus menentukan sendiri jalan yang mau kamu tempuh. Kalau kamu memang mau pergi, pergilah.” Rei tersenyum mencoba menyembunyikan pahit yang dia rasakan. “Aku tidak akan menahanmu lebih lama lagi. Jika aku menahanmu lebih lama, bukan hanya kamu tapi aku juga akan terluka. Aku tidak ingin membebanimu.” Lanjutnya. Maya hanya menunduk, menghindari kontak mata dengan gadis di hadapannya. Seseorang yang telah menemaninya melewati masa-masa sulit selama ini. “Maaf…” ujarnya lirih.
“Kamu tidak perlu minta maaf, ini bukan kesalahanmu.” Kata Rei lembut. Dia menghela napas sebelum akhirnya mengangsurkan sebuah kotak kepada Maya yang masih menyembunyikan wajah di balik geraian rambutnya. “Ini kado terakhir dariku. Selamat ulang tahun May.” Katanya sebelum beranjak dari tempatnya duduk. Sepeninggal Rei, Maya mengambil kotak kado itu dan membukanya. Air matanya luruh seketika saat dilihatnya sneakers limited edition yang sudah diincarnya selama beberapa minggu ini. Diambilnya kartu ucapan yang ada di atas sepatu itu,

Selamat ulang tahun yang ke-21, May.
Mungkin saat ini kamu masih ragu dan takut, tapi aku akan tetap menunggumu. Ada jalan berbeda yang akan kita tempuh nantinya kalau kamu memutuskan untuk tetap bersamaku. Aku ingin kamu memiliki keberanian untuk berlari kepadaku dan jika kamu berjalan, jangan menundukkan kepalamu untuk menghindari tatapan orang lain. Kamu tak perlu mendengarkan apa yang mereka katakan. Aku ingin suatu hari kamu berani melihat pandangan orang lain dan mengatakan bahwa kita jatuh cinta. Suatu hari nanti saat kamu cukup berani, kita akan terbang bersama.
Rei